Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Pembentukan Batuan Metamorf Regional


Batuan Metamorf Catatan Kuliah Geografi

Pengenalan

Batuan metamorf regional adalah salah satu jenis batuan metamorf yang terbentuk akibat adanya tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi. Proses pembentukan batuan metamorf regional ini terjadi pada daerah yang luas, seperti pegunungan atau daerah subduksi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail mengenai proses pembentukan batuan metamorf regional.

Proses Metamorfisme Regional

Proses metamorfisme regional terjadi ketika batuan-batuan di dalam kerak bumi mengalami perubahan struktur dan komposisi akibat tekanan dan suhu tinggi. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dan melibatkan berbagai fenomena geologi, seperti tektonik lempeng, subduksi, dan orogenesis.

Pembentukan Batuan Metamorf Regional

Proses pembentukan batuan metamorf regional dimulai dengan adanya pergerakan lempeng tektonik. Ketika dua lempeng bertemu, salah satu lempeng akan terdesak ke bawah oleh lempeng yang lain. Proses ini disebut dengan subduksi. Selama proses subduksi, tekanan dan suhu di dalam kerak bumi meningkat.

Akibat peningkatan tekanan dan suhu, batuan-batuan di dalam kerak bumi mengalami perubahan. Batuan sedimen akan mengalami kompaksi dan litifikasi menjadi batuan metamorf seperti batu gamping, serpentin, atau skist. Batuan beku akan mengalami perubahan mineral dan struktur menjadi batuan metamorf seperti gneiss atau kwarsit. Sedangkan batuan metamorf yang sudah ada akan mengalami perubahan lebih lanjut.

Perubahan Mineral dan Struktur

Selama proses metamorfisme regional, mineral-mineral dalam batuan mengalami perubahan. Mineral yang ada dalam batuan awal akan berubah menjadi mineral-mineral baru yang lebih stabil pada tekanan dan suhu tinggi. Contohnya, batuan sedimen yang mengandung mineral lempung dapat berubah menjadi batuan metamorf seperti lempung, lempung hijau, atau lempung serpentin.

Selain perubahan mineral, batuan juga mengalami perubahan struktur. Batuan yang semula memiliki struktur yang tidak teratur dapat berubah menjadi batuan dengan struktur yang teratur. Contohnya, batuan sedimen yang semula memiliki lapisan-lapisan dapat berubah menjadi batuan metamorf seperti lempeng, lempeng serpentin, atau lempeng kwarsit.

Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal

Proses pembentukan batuan metamorf regional juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti suhu, tekanan, dan komposisi batuan awal. Suhu yang lebih tinggi akan mempercepat reaksi kimia dalam batuan, sehingga perubahan mineral dan struktur akan terjadi lebih cepat. Tekanan yang lebih tinggi juga akan menghasilkan perubahan yang lebih signifikan.

Komposisi batuan awal juga mempengaruhi jenis batuan metamorf yang terbentuk. Batuan sedimen yang mengandung banyak mineral lempung akan berubah menjadi batuan metamorf seperti lempung, sementara batuan beku yang mengandung banyak mineral kuarsa akan berubah menjadi batuan metamorf seperti kwarsit.

Contoh Lokasi Pembentukan Batuan Metamorf Regional

Ada banyak lokasi di dunia yang mengalami proses pembentukan batuan metamorf regional. Salah satu contohnya adalah pegunungan Himalaya. Pegunungan ini terbentuk akibat tumbukan antara lempeng India dan lempeng Eurasia. Akibat tumbukan tersebut, tekanan dan suhu di dalam kerak bumi meningkat, sehingga terbentuklah batuan metamorf regional seperti gneiss dan marmar.

Di Indonesia, salah satu contoh lokasi pembentukan batuan metamorf regional adalah di Pulau Jawa. Pulau ini terletak di zona subduksi, di mana lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia. Akibat tumbukan tersebut, tekanan dan suhu di dalam kerak bumi meningkat, sehingga terbentuklah batuan metamorf regional seperti skist dan amfibolit.

Kesimpulan

Proses pembentukan batuan metamorf regional terjadi akibat adanya tekanan dan suhu tinggi di dalam kerak bumi. Proses ini melibatkan perubahan mineral dan struktur dalam batuan, serta dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti suhu, tekanan, dan komposisi batuan awal. Contoh lokasi pembentukan batuan metamorf regional antara lain pegunungan Himalaya dan Pulau Jawa di Indonesia.