Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis - Jenis Literasi Menulis

Literasi Menulis

Beberapa strategi pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru dalam rangka mengembangkan keterampilan menulis peserta didik adalah sebagai berikut :

  1. Menulis Bersama
  2. Menulis Terbimbing
  3. Menulis Interaktif
  4. Menulis Mandiri
  5. Menulis Kreatif

1. Menulis Bersama

Menulis bersama merupakan aktivitas menulis yang dilakukan antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, atau peserta didik dengan orang tua. Pada menulis bersama, kegiatan yang dilakukan adalah menulis kata atau kalimat secara bergantian. Peserta didik secara bergiliran menulis kata atau kalimat yang saling berkaitan. Bagi peserta didik yang sudah mampu menulis, salah satu bentuknya adalah menulis berantai, sedangkan bagi peserta didik yang belum mampu menulis, menulis bersama dapat dilakukan antara guru dengan peserta didik. Guru berinteraksi dengan peserta didik untuk memberikan motivasi sekaligus berpartisipasi aktif dalam kegiatan menulis bersama. Dengan demikian, guru berperan sebagai teman belajar sekaligus pendamping bagi peserta didik, sehingga peserta didik bersemangat untuk terus menulis.

Sebagai contoh, berikut langkah-langkah menulis bersama di kelas awal :

  1. Guru menyiapkan alat/bahan yang dibutuhkan, yaitu: 1. pensil 2. kertas/buku tulis.
  2. Guru menuliskan cerita di papan tulis dengan cara memulainya menulis satu kalimat.
  3. Peserta didik melanjutkan kalimat yang ditulis guru dengan cara menambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat tersebut.
  4. Peserta didik lain juga dapat menambahkan. Begitu seterusnya.
  5. Setelah cerita tersusun, guru memberikan masukan tentang tanda baca, ejaan, dan hal-hal lain terkait cerita tersebut.
  6. Setelah cerita selesai ditulis, guru dan peserta didik membaca bersama.
  7. Sebagai latihan, guru dapat meminta setiap kelompok membuat cerita bersama dengan cara yang telah dicontohkan, misalnya mereka diminta membuat cerita tentang salah satu benda yang ada di meja mereka, misalnya buku.

2. Menulis Terbimbing

Parsons (2001:12) menyatakan bahwa menulis terbimbing adalah proses guru mengembangkan dan membimbing tulisan peserta didik melalui diskusi, mengonstruksi teks bersama, dan mengevaluasi tulisan independen mereka. Penulisan terbimbing melibatkan seorang guru yang bekerja dengan sekelompok peserta didik pada saat menulis. Itu tujuan tugas didasarkan pada apa yang telah mereka pelajari sebelumnya proses penulisan. Tulisan terbimbing digunakan untuk membimbing peserta didik menulis sesuatu. 

Oczkus (2007: 7) mengatakan bahwa menulis terbimbing adalah alat penting dalam kurikulum menulis berimbang, langkah tambahan yang didukung menuju penulisan mandiri. Melalui tulisan terbimbing, peserta didik didukung selama berbagai tahap proses penulisan. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan yang akan membantu peserta didik untuk meningkatkan tulisan mereka dan untuk bekerja meningkatkan kemandirian.

Menulis terbimbing menurut Ontario (2005) adalah strategi yang memberikan peserta didik kesempatan untuk menerapkan keterampilan menulis yang telah diajarkan. Menulis terbimbing memberi guru dan peserta didik kesempatan untuk berdiskusi lebih terbuka tentang bagaimana cara menulis, hambatan, dan mencari solusinya. Ini adalah waktu yang tepat bagi guru untuk memberikan strategi kepada peserta didik yang akan membantu mereka menyelesaikan tugas dengan kemampuan terbaik mereka. Kegiatan menulis yang terbimbing juga membantu guru untuk memantau kemajuan dan melihat cara peserta didik bekerja secara langsung dalam menulis.

Langkah-langkah menulis terbimbing (Ontario, 2005) adalah sebagai berikut : 

  1. Guru membimbing peserta didik menulis (ejaan, bentuk huruf).
  2. Peserta didik menulis sebuah teks secara berkelompok.
  3. Guru memandu peserta didik menulis sebuah teks secara mandiri.
  4. Peserta didik berbagi tulisan dengan teman secara berkelompok, berpasangan, atau dengan guru.

3. Menulis Interaktif

Menulis interaktif merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan anak dalam hal literasi. Anak-anak mengembangkan kemampuannya dalam berbagi, mengekspresikan ide-ide, dan berbagi menulis dengan cara pengalaman, pemahaman tentang sesuatu. Guru membantu proses tersebut sehingga pembelajaran menjadi bermakna (McCarrier, Pinnell, Fountas, 2000). 

Dalam menulis interaktif terjadi peristiwa kerjasama antara guru dan peserta didik ketika bersama-sama menyusun dan menulis teks. Mereka tidak hanya bersama-sama memutuskan tentang apa yang akan ditulis, tetapi juga berbagi tugas siapa yang harus menulis. Dengan demikian, guru telah melibatkan peserta didik dalam menciptakan teks.

Menulis interaktif menurut Pinell & McCarrier (1994: 4) adalah praktik penting karena dapat menumbuhkan suasana kolaborasi dan mendukung tumbuhnya kemampuan menulis peserta didik dalam konteks yang autentik dan bermakna. Dalam konteks pembelajaran, menulis interaktif merupakan kegiatan berbagi pena yang dilakukan antara guru dan peserta didik untuk mengolaborasikan karangan dan menyusun sebuah pesan. Tujuannya adalah membantu peserta didik belajar memahami bahasa ditulis sehingga peserta didik mampu menjadi penulis mandiri. Selain itu, menulis interaktif yang disajikan di kelas awal sangat membantu dalam memotivasi peserta didik yang enggan menulis.

Pada praktiknya, menulis interaktif dapat diajarkan dalam kelompok-kelompok besar atau kecil. Tujuan pengelompokan tersebut adalah agar terjadi interaksi maksimal antara peserta didik, sehingga kemampuan menulis peserta didik tergali dengan baik. Berikut ini adalah lima tahapan dalam menulis interaktif :

tahapan Menulis Interaktif

Secara rinci, aktivitas guru dan peserta didik terlihat pada tabel berikut :

GURU

PESERTA DIDIK

Menentukan fokus pembelajaran.

Turut merumuskan fokus pembelajaran.

Menggunakan petunjuk dan isyarat untuk mendorong peserta didik menerapkan kemampuan dan strategi baru.

Peserta didik diminta menulis kata atau kalimat di atas kertas yang disesuaikan dengan perkembangannya

Menggunakan strategi untuk membantu peserta didik menghubungkan tulisan dan bunyi.

Membaca pesan dalam teks.

Mengedit teks

Merevisi teks secara mandiri

Mendorong peserta didik untuk menyelesaikan teks.

Merangkai kata atau kalimat untuk membangun sebuah pesan yang utuh, kemudian praktik membaca teks tersebut.

Memajang teks di papan pajangan.

Peserta didik merespons teks yang terpajang.


4. Menulis Kreatif

Menulis kreatif adalah menulis yang ditujukan untuk menyampaikan ide, perasaan, dan emosi bukan sekedar menyampaikan informasi saja. 

Creative writing is writing that expresses the writer’s thoughts and feelings in an imaginative, often unique, and poetic way.
(Sil.org – What is Creative Writing?)

Writing is a form of personal freedom. It frees us from the mass identity we see all around us. In the end, writers will write not to outlaw heroes of some underculture but mainly to save themselves, to survive as individuals.
(Don DeLillo)

Menurut pernyataan di atas, menulis kreatif adalah tulisan yang berisi pikiran dan perasaan penulis dengan menggunakan imajinasinya, unik, dan ditulis secara puitis.

Menulis kreatif tidak mudah, membutuhkan waktu cukup lama untuk membangkitkannya. Akan tetapi, karena dalam kegiatan menulis kreatif peserta didik dapat menemukan kesenangannya, maka menulis kreatif ini perlu dibiasakan dan dipupuk secara terus-menerus. Peserta didik memiliki imajinasi yang tidak terbatas.

Oleh karena itu, guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk dituangkan ke dalam tulisan. Motivasi dari orang di sekitar untuk membuat mereka menulis harus dilakukan secara konsisten. Media tulis yang bervariasi serta sumber ide yang mudah didapat akan membantu peserta didik untuk menuangkan segala imajinasinya ke dalam tulisan kreatif.

Seringkali dalam pembelajaran menulis kreatif peserta didik mengalami kesulitan untuk menemukan ide dan gagasan menulis baik dalam menulis puisi maupun tulisan lainnya. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif, menghasilkan, memberikan, atau menyampaikan. Hal ini berarti peserta didik sebagai subjek (penulis) menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan kepada orang lain atau pembaca. Penulis berfungsi sebagai komunikator dan pembaca sebagai komunikan.

Berikut adalah beberapa media atau cara yang dapat membantu peserta didik menuangkan ide dalam tulisan kreatif : 

a. Menulis Berdasarkan Pengalaman

Media tulis diary (catatan harian) akan membantu peserta didik dalam menuangkan pengalamannya. Apa yang mereka alami dapat menjadi sumber ide menulis. Berikut adalah pengalaman pribadi peserta didik kelas 1 yang dituangkan ke dalam diari.

diary

Menulis diary bermanfaat bagi peserta didik karena (1) sumber tulisan berasal dari pengalaman pribadi sehingga peserta didik tidak merasa kesulitan untuk mencari ide, (2) peserta didik termotivasi karena tulisannya bisa dinikmati oleh temannya saat kegiatan berbagi tulisan, dan (3) memberi kebebasan dalam menuangkan ide.

Guru dapat meminta peserta didik untuk menulis diary seminggu sekali di hari Senin untuk menceritakan pengalamannya di hari Sabtu atau Minggu. Kebiasaan menulis seminggu sekali akan memberikan dorongan bagi peserta didik untuk melanjutkan pengalamannya menulis.

b. Menulis Berdasarkan Pengamatan

menulis berdasarkan pengamatan 1

 

Ide menulis berikutnya yang cukup mudah bagi peserta didik adalah dengan menuliskan hasil pengamatannya. peserta didik diminta untuk menggunakan panca inderanya dalam mengamati dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. 

Di samping adalah contoh tulisan karya peserta didik kelas 1.  Hasil pengamatan merupakan sumber menulis yang sangat kaya ide. Selain berbentuk tulisan seperti di gambar disamping, peserta didik bisa menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk puisi. Latihan menemukan fakta dalam mengamati akan memperkaya ide untuk penulisan. 

c. Menulis Berdasarkan Imajinasi

Menulis kreatif dengan menggunakan imajinasi anak dapat dibimbing melalui pertanyaan yang diajukan guru. Jawaban peserta didik kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Berikut adalah tulisan peserta didik kelas 2 berupa puisi tentang rumah impiannya. Faktor gambar cukup berpengaruh terhadap pemahaman ide tulisannya. 

Karya peserta didik tersebut merupakan gabungan antara kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan benda dengan imajinasinya. Banyaknya buku bacaan yang dibacanya sangat membantu peserta didik dalam menghasilkan tulisan kreatif. Dalam menghasilkan tulisan tersebut, peserta didik sudah menggabungkan antara imajinasi dengan pengalaman dan pengetahuannya yang diperoleh dari beragam buku bacaan.

d. Menulis Apa Yang Disukai

Cara lain untuk menggiatkan peserta didik menulis kreatif adalah dengan memintanya menulis apa yang disukainya, misalnya bermain sepeda, games, dan membaca. Berikut adalah tulisan peserta didik yang menggambarkan apa yang disukainya. Selain berbentuk tulisan, peserta didik juga bisa menulis dalam bentuk puisi.

e. Menulis dari Apa Yang Dibaca

menulis dari yang dibaca

Setelah peserta didik membaca buku cerita, banyak yang bisa dihasilkannya dalam bentuk tulisan kreatif. Menulis puisi tentang salah satu karakter dalam cerita menjadi salah satu alternatifnya. Berikut adalah puisi karya peserta didik kelas 3 setelah ia membaca buku cerita.  Puisi tentang Jalu, salah satu karakter dari buku cerita “Aku dan Si Jalu”. Untuk memotivasi peserta didik dalam menulis, guru dapat memajang karya peserta didik di papan pajangan agar bisa dibaca oleh peserta didik lainnya.