Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aspek - Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi

 Setelah Anda mempelajari dan mampu mengidentifikasi atau memetakan bahwa peserta didik itu beragam dari berbagai sisi, misal latar belakang keluarga dan lingkungan, minat atau ketertarikan, kebutuhan peserta didik, dan lain sebagainya, kini Anda akan belajar tentang aspek-aspek dalam pembelajaran diferensiasi. 

Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran (hasil tugas, ujian, dsb), tapi juga fokus pada aspek diferensiasi yang lain, yaitu proses dan juga konten/materi. Penerapan aspek-aspek pembelajaran diferensiasi ini dapat diterapkan hampir pada semua mata pelajaran.

Mari kita lihat ilustrasi berikut:

Bu Atun mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Materi yang disampaikan adalah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Karena kondisi pada saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) maka tidak memungkinkan untuk bu Atun melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung. Bu Atun tidak kehabisan akal untuk melaksanakan pembelajaran. Materi dan tugas ia sampaikan melalui media whatsapp atau google classroom dan sejenisnya. Materi yang ia susun sangat menarik, ia membuatnya dengan menggunakan berbagai macam warna dan gambar, juga video. Kemudian ia melakukan video conference untuk menerangkan kembali materi dan tugas yang telah ia share sebelumnya. Sementara Joko adalah salah satu murid berkebutuhan khusus (slow learner) yang ikut di kelas bu atun untuk pelajaran IPS ini. Bu Atun menyapa Joko secara khusus pada video conference tersebut dan menanyakan apakah sudah faham atau belum, jika belum, Bu Atun menyampaikan secara sederhana sesuai kemampuan Joko. Pada saat pemberian tugas, siswa dibebaskan membuat karya seperti apa sesuai yang mereka mampu. Ketika siswa bertanya tentang boleh tidaknya mereka membuat sesuatu dari bahan alam yang sudah ada, Bu Atun selalu bilang boleh. Tugas dikirimkan dalam bentuk gambar atau video Selain itu mereka bebas mengerjakannya mau dimana saja sesuai kenyamanan mereka. 

Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu:

  1. Konten/isi
  2. Proses
  3. Produk
  4. Lingkungan belajar

Mari kita bahas satu persatu.

A. Konten/Isi

Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. 

Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.

Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. 

Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik.  Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit. 

Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. 

Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.

B. Proses

Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. 

Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di bawah ini!

Strategi Pembelajaran Diferensiasi Proses

Oleh: Deswati, M.Pd

Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknai atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok.

Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikan bantuan belajar kepada siswa. Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini misalnya:

  1. Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda.
  2. Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa.
  3. Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus.
  4. Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam
  5. Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual, auditori, kinestetik.
  6. Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat. 


Sumber: http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategi-pembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=not-logged 


C. Produk

Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. 

STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PRODUK

Oleh: Atik Siti Maryam


Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid.

Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan

Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.


Sumber: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-pelaksanaan-pembelajaran-berdiferensiasi/ 


D. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022). 

Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang.

E. Siswa Bebas Memilih Tempat Belajar

Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatan belajar. Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis aktivitas kegiatan pembelajaran. Tempat duduk peserta didik dibuat tidak monoton, dan diatur sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Tempat duduk peserta didik bisa dibuat melingkar, berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan. Berikut beberapa contoh setting ruang kelas yang bisa dilakukan untuk berbagai jenis aktivitas pembelajaran.

Siswa Bebas Memilih Tempat Belajar

F. Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi

Contoh yang lainnya lagi adalah Anda dapat lihat pada ilustrasi berikut:

Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi

Pada ilustrasi di atas, pembelajaran diferensiasi dilakukan pada aspek produk. Sebut saja Bu guru pada ilustrasi di atas adalah Bu Kokom. Bu Kokom memberikan peserta didik sebuah tugas untuk membuat profil tokoh sejarah. Peserta didik dibebaskan dalam memilih tokoh dan hasil pembuatan tugas seperti apa, yang terpenting tujuan pembelajaran tercapai, yaitu peserta didik mampu mengenal tokoh sejarah Indonesia. 

Pada ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik Bu Kokom muncul banyak ide untuk mengerjakan tugas mereka. Ada yang bermain peran kemudian dibuat video. Ada yang menulis biografinya kemudian membuat cerita tentang si tokoh yang dipilih. Ada yang tercetus ide untuk membuat sebuah komik sejarah tokoh. Dan ada juga yang membuat kartun animasi yang bisa bergerak. 

Pada dua ilustrasi di atas, Anda dapat memilih aspek pembelajaran berdiferensiasi yang mana yang akan Anda jalankan. Anda boleh menggabungkan keempat aspek tersebut menjadi sebuah pembelajaran diferensiasi yang utuh, atau boleh memilih aspek mana saja yang akan dijalankan. Hal yang paling penting adalah tujuan pembelajaran tercapai.