Koneksi Antar Materi Topik 1 - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
01.01.2-T1-6 Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional
- Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual.
- Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi Perjalanan Pendidikan Nasional.
- Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan kelas Anda.
- Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan lainnya.
- Unggah hasil kerja Anda sesuai petunjuk pengiriman di bawah.
Kesimpulan
Pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik guna mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, keterampilan, sikap, keceerdasan yang ada pada setiap peserta
didik untuk keperluan dirinya sendiri maupun untuk masyarakat. Pendidikan seyogyanya tidak hanya mengajarkan intelektualitas saja namun juga berbagai
hal yang menyangkut tentang kehidupan atau
bersosialisasi dengan orang lain seperti sikap, cara berpikir, cara bertindak, atau bertutur kata. Pendidikan merupakan
upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik
baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi
dan lebih baik.
Perjalanan pendidikan di Indonesia:
a.
pendidikan zaman pra kemerdekaan (zaman
colonial)
pendidikan pada zaman penjajahan belanda bagi rakyat
Indonesia sangat terbatas, hanya
sebatas membaca, menulis, dan berhitung seperlunya saja guna memenuhi kebutuhan pekerja. Pendidikan juga bersifat
materialis, individualis yang tidak cocok dengan kultur budaya rakyat Indonesia. Seiring berjalannnya waktu, berdirilah
sekolah – sekolah yang khusus bagi kaum
pribumi seperti bumiputera, STOVIA, sekolah Kartini, dan Taman Siswa. Berdirinya sekolah Taman sisiwa
merupakan bentuk perjuangan, kemerdekaan,
dan kebebasan bagi pendidikan Indonesia yang diprakarasai oleh Ki Hajar Dewantara. Dalam duna
pendidikan Ki Hajar Dewantara disebut
sebagai bapak pendidikan nasional karena perjuangan beliau dalam memerdekakan pendidikan di Indonesia. Ki
Hajar Dewantara mempunyai tiga semboyan
yang dpakai dllam dunia pendidikan yaitu :
ing ngarso sung tulodho
(di depan menjadi
teladan)
ing
madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi) tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)
b. pendidikan pasca kemerdekaan
pendidikan zaman kemerdekaan sangat erat kaitannya dengan gonta ganti kurikulum, tepatnya sudah sebelas kali pergantian telah dilakukan dari kurikulum 1947 sampai kurikulum merdeka. Pendidikan sekarang menggunakan kurikulum merdeka dengan menerapkan profil pelajar pancasila (beriman bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif
Refleksi
Pendidikan adalah tempat persamaian benih – benih kebudayaan yang hidup
dalam masyarakat kebnagsaaan dengan maksud agar segala unsur perdaban dapt tumbuh dengan baik.
Pendidikan yang ada haruslah seseuai dengan
budaya dan kultur yang ada, karena pendidikan berdasar budaya menunjukkan pendidikan yang merdeka
mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan
menjunjung pendidikan berakar dari budaya juga membuat peserta didik menghargai adat istiadatnya,
budayanya, maupun asal – usulnya. Pada
perajalanannya, pendidikan juga harus selaras dengan perkembangan zaman artinya pendidikan harus sesuai
dengan zaman yang terus bergerak maju
tidak hanya terpaku pada satu system atau suatu waktu. Pendidikan akan terus berubah tatanannya dari waktu
ke waktu sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,karena pendidikan ditujukan untuk menyiapkan peserta didik dalam rangka menghadapi hidup dan kehidupannya di masa kini dan
masa datang.
Pengalaman
dan perubahan diri yang saya alami
Dapat
membangun dan mengoptimalkan pembelajaran yang sesuia dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Selain itu
juga saya belajar bagaimana mnerapkan
merdeka belajar bagi siswa serta menyesuiakan pembelajaran sesuai
dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan
kultur budaya.
Materi ini juga mengajarkan untuk memiliki pola pikir bahwa dalam pembelajaran hars berpusat pada peserta
didik dan sesuai dengan minat setiap peserta
didik.
Hal yang akan saya praktekan di sekolah
Sebagai seorang
pendidik kelak harus tahu karakteristik setiap peserta didik. Apa yang menjadi bakat, minat,
serta potensi yang dimiliki setiap peserta didik agar kelak dapat mengembangkan apa yang menjadi
potensinya sehingga tidak memaksakan suatu hal yang bukan yang peseta didik sukai yang mana hal ini bertentangan dengan prinsip merdeka
belajar.