Aksi Nyata Pancasila Bagi Saya - Filosofi Pendidikan Indonesia
01.01.2-T4-7 Aksi Nyata - Pancasila bagi Saya
Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 dengan mengacu pada panduan berikut:
- Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
- Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Refleksi Aksi Nyata
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang
Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21. Tantangan mengahayati Pancasila pada abad 21 adalah bagaimana
pendidikan harus menyesuaikan arus globalisasi. Pada abad ini seseorang dapat dengan mudah
terpengaruh oleh budaya asing dari berbagai penjuru
dunia. Apabila tidak terfilter dengan
baik maka hal-hal
yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila akan semakin berkembang
dan menganggu tananan hidup bangsa sehingga Pancasila
tidak akan tercermin lagi bagi entitas
dan identitas bangsa.
Pendidikan juga harus mampu mengakomodasi perkembangan teknologi dimana seseorang akan dituntut untuk
menguasai teknologi terbaru.
Penguasaan teknologi terberu ini penting untuk bersaing
mengembangkan kemajuan bangsa dan bersaing
secara global. Pendidikan
harus semakin berkembang
untuk menyesuaikan perkembangan teknologi sehingga bangsa
Indonesai tidak diremehkan karena ketidakmampuan dalam mengikuti perekambangan zaman. Untuk mewujudkan
semua hal itu diperlukan kerja sama antara semua pihak,
termasuk orang tua peserta didik untuk melakukan mengarahkan, membimbing, dan memfilter hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas
dan Identitas Bangsa
Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Guru
dapat melakukan kegiatan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui enam elemen yakni beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar
kritis, dan kreatif.
a.
Bberiman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak yang mulia dapat diimplementasikan.Hubungan dengan Tuhan dapat diimplementasikan melalui
membiasakan peserta didik dengan doa sebelum dan sesudah pembelajaran,
sholat dhuhur berjamaah,
pelaksanaan berbagi di jum'at berkah, infaq jum'at dan lain sebagainya. Hubungan dengan sesama manusia
dapat dilakukan dengan menyapa dan
menghormati guru, bertegur sapa dengan sesama teman, tidak melakukan tindakan kekerasan dan bullying. Hubungan
dengan alam dapat diimplementsikan dengan senantiasa merawat tanaman-tanaman yang ada disekolah, menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan kelas, tidak merusaka
tanaman dan lain sebagainya.
b.
Berkebhinekaan global, dapat
diimplementasikan dengan mengenalkan berbagai
budaya lokal pada peserta didik melalui mendalami budaya dan identitas
budaya seperti dengan memberikan
pemahaman pada siswa untuk menggunakan bahasa
lokal saat dirumah dan menggunakan bahasa nasional saat disekolah,
meskipun adakalanya guru juga perlu membiasakan bahsa lokal yang sopan pada siswa. Selain
itu guru juga dapat mengenalkan berbagai adat dan budaya Indonesia
tetapi tetap mau terbuka
dengan budaya asing
dengan syarat menyaring hal-hal positif saja yang boleh diambil.
c.
Mandiri, dapat diimplementasikan
dengan membiasakan anak untuk mengerjakan tugasnya sendiri
dengan baik dengan tidak mencontek
pekerjaan temannya, menerapkan kedisplinan dan tanggung
jawab seperi memberikan kepercayaan sebagai
anggota pengurus kelas melalui struktur organisasi, memberi kepercayaan melalui piket kelas atau bisa juga memberi
kepercayaan dengan memberikan tugas pekerjaan
rumah. Supaya hal ini dapat terwujud dengan baik maka guru perlu memberikan kepercayaan pada peserta
didik serta memberikan motivasi dan semangat
untuk mengatakan bahwa peserta didik
tersebut pasti bisa.
d.
Bergotong royong, dapat diimplementasikan dengan memberikan kegiatan
berdiskusi pada saat pembelajaran berlangsung, membuat piket kelas,
membiasakan kegiatan jum;at bersih dengan melakukan kebersihah bersama dilingkungan sekolah. Hal ini nantinya akan menumbuhkan
jiwa rasa semangat dan bekerjasama pada peserta
didik.
e.
Bernalar kritis, dapat diberikan
dengan memberikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang berbasis masalah, memberi kesempatan peserta didik untuk mengambil keputusan serta membiasakan peserta
didik untuk meningkatkan
jiwa
literasi melalui penyediaan pojok baca. Dengan pembiasaan tersebut maka secara tidak
langsung guru mampu mengantarkan pola pikir kritis
peserta didik.
f.
Kreatif, dapat dapat di implementasikan dengan memberikan wadah kepada peserta
didik untuk menyalurkan minat dan bakat melalui program sekolah,
mengajak mereka untuk berinovasi serta mengajak mereka
untuk membuat dan menghasilkan karya khas mereka.